KOMET.NEWS, KOTA TANGERANG – Kota Tangerang menghadapi krisis pengelolaan sampah sejak awal 2024. Truk pengangkut yang kerap mogok membuat sampah menumpuk, sementara sebagian warga terpaksa membakar sampah sendiri, memicu polusi.

Situasi diperparah oleh uji coba teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di Cipondoh yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tanpa sosialisasi memadai. Warga mengeluhkan bau menyengat dan gangguan pernapasan setiap pagi. DLH belum memberikan penjelasan resmi.

Di sisi lain, proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang digarap DLH bersama PT Oligo Infra Energi belum menunjukkan kemajuan sejak peletakan batu pertama. Lahan proyek terlihat terbengkalai.

Pada 2 Mei 2025, jurnalis Bahru Navizha melaporkan dugaan penyimpangan anggaran DLH ke KLHK. Aktivis lingkungan Erik Bandi menyebut kebijakan DLH sebagai bentuk abai terhadap hak hidup sehat masyarakat.

Tagar seperti #DLHBobrok dan #KotaBauDLHTutupMata ramai di media sosial. Sementara itu, Kepala DLH, Wawan Fauzi, belum memberi tanggapan resmi hingga berita ini diturunkan. (AB)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *